Peternakan menjadi salah satu bisnis yang menjadikan


SANRAnews (Surabaya) – Peternakan menjadi salah satu bisnis yang menjadikan, karena itulah banyak masyarakat tertarik untuk menjalankannya. Tak hanya di daerah perdesaan, masyarakat di perkotaan pun di lahan yang sempit dan terbatas ikut menjalankan bisnis Peternakan. Tentu faktor cuan menjadi Salah satu faktor pemicu utamanya.

Namun, model bisnis Peternakan ini bukan tanpa masalah khususnya bagi mereka yang menjalankannya di daerah perkotaan. Salah satu problematika model bisnis peternakan khususnya di perkotaan ialah problem pengelolaan limbah.

Jika tak segera diatasi bukan tak mungkin, bisnis yang awalmya menjanjikan ini justru menimbulkan dampak buruk bagi manusia. Dampak tersebut ialah timbulnya ekses bencana lingkungan dan kesehatan yang dirasakan manusia hingga pada hewan yang diternakkan sendiri.

Maka dari itu, diperlukan model pengelolaan yang sepadu agar tercipta model pengelolaan limbah yang ideal.

Berangkat dari hal itulah, Airlangga Disease Prevention and Research Center – One Health Collaborating Center (ADPRC-OHCC) menggelar acara “Diseminasi Hasil Program One Health City” pada Rabu (19/3/2025) di Ruang Penyuluhan Institute of Tropical Disease (ITD) Universitas Airlangga, Surabaya. Program One Health City besutan ADPRC-OHCC yang berbasis pemberdayaan masyarakat ini dinilai menjadi relevan untuk mengatasi problem yang timbul akibat model bisnis peternakan khususnya di daerah perkotaan.

Dalan kesempatan Diseminasi Hasil itu, Ketua Pelaksana program Kedaireka “One Health City” Corie Indria Prasasti memaparkan mengenai pentingnya memaknai kesepaduan lingkungan.

“Memaknai kota sehat haruslah seutuhnya. Tidak hanya sehat lingkungan dan manusia, hewan pun juga harus sehat seutuhnya,” buka Corie, sapaan akrabnya.

Lebih lanjut menurut Corie masalah di lapangan beragam.

“Kondisi di lapangan yang berbeda-beda tentu perlu pendampingan yang adaptif. Contohnya ada peternakan yang berbentuk ideal rumah potong, namun ada pula peternakan yang berbentuk ‘rumah’ betulan. Tempat tinggal juga jadi peternakan. Lalu limbahnya kemana? Ternyata langsung ke selokan. Ini kan masalah, ada darah, lemak, hingga sisa kotoran yang bisa mencemari,” terangnya.

Untungnya ada solusi alternatif untuk menjawab persoalan ini.

“Kami ucapkan terimakasih kepada Tim dosen hingga mahasiswa dari ITS. Sebab dengan rancangan penelitian yang ada mampu menurunkan kandungan bahan-bahan organik berbahaya sebelum masuk ke selokan. Meski belum sesuai baku mutu ideal,” tukas Corie.

Sebelumnya, acara Diseminasi Hasil ini dibuka oleh Prof. Fedik Abdul Rantam selaku Koordinator ADPRC-OHCC. Ia berharap program ini tetap berlanjut meski kini terkendala efisiensi anggaran,

“One Health City dimulai sejak 2019. Melihat fakta, daerah dekat RSUD Soetomo yang terdapat kasus TB (tuberkulosis) yang tak henti-henti. Maka perlu ada solusi, One Health City salah satunya. Di tengah efisiensi anggaran dan distopnya USAID, kami pun berusaha untuk mengirim proposal ke Konjen AS, global funding, hingga Kemdiktisaintek,” paparnya.

Dalam kesempatan pemaparan Diseminasi Hasil ini, Soehendi Soebagio yang merupakan peternak sapi asal Bendul Merisi bercerita mengenai prasarana biodigester untuk pemanfaatan limbah kotoran sapi jadi biogas khususnya di areal perkotaan. 

“Hasil biogas dari metode biodigester ini amat bergantung pada cuaca. Jika cuaca panas, maka biogas yang dihasilkan pun optimal. Namun jika musim hujan seperti sekarang, maka panas yang ada belum cukup untuk memproduksi biogas,” papar Soehendi. 

Sementara itu, Oki Kurniawan sebagai salah satu peternak ayam asal Sidotopo berbagi cerita mengenai kebijakan Bank Sampah khususnya yang memfasilitasi limbah peternakan. 

“Sudah saatnya dimunculkan Bank Sampah 2.0. Maksudnya agar Bank Sampah tidak hanya fokus pada sampah non-organik seperti plastik, kardus, dan kertas. Namun juga memfasilitasi sampah organik seperti sisa makanan dan limbah peternakan. Sebab belum banyak yang fokus disini. Ada opsi memanfaatkan maggot dan peternakan ayam itu sendiri. Bahkan maggot juga bisa dimaksimalkan sebagai pakan budidaya ikan lele atau nila,” tandasnya.

Acara Diseminasi Hasil program One Health City ini juga dihadiri oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya, LSM Forum Kota Sehat termasuk peternak sapi dan ayam yang ada di Kota Surabaya. (Ag/red)

Berita Terkait

Top