APBN Indonesia 2025: 3.400 Triliun, Nutupnya Pakai Apa?


SANRAnews (Yogyakarta) Coba kita simulasikan sejenak, Indonesia yang kaya raya dengan segala sumber daya alamnya, harus menghadapi tantangan besar: menutupi *APBN 2025* yang diperkirakan mencapai *Rp 3.400 triliun*. Angka sebesar itu memang bikin pusing, ya? Tapi, gimana kalau kita coba selesaikan masalah ini dengan cara yang paling sederhana: mengandalkan semua kekayaan alam yang kita miliki. Apa yang bisa kita lakukan? Mari kita lihat dari *emas, kelapa sawit, batubara, nikel, sampai minyak mentah*-semuanya ada di tanah Indonesia!

Lalu, kalau seandainya *semua hasil alam Indonesia milik negara* dan kita jual habis-habisan untuk menutupi *APBN 2025,* Indonesia mungkin bisa langsung jadi negara kaya seketika. Rasanya seperti menemukan harta karun, bukan? Tapi tentu saja, ini bukan cerita dongeng, jadi mari kita coba hitung dulu, cukup tidak menutupi *APBN 2025*

Dimulai dengan *emas.* Indonesia memproduksi sekitar *100 ton emas* per tahun. Harga emas saat ini sekitar *Rp 1.826.000* per gram, jadi kalau dihitung-hitung, kita bisa dapat sekitar *Rp 182,6 triliun* per tahun. Wah, lumayan ya, tapi setelah dipikir-pikir lagi, angkanya masih jauh banget dari *Rp 3.400 triliun.* Jadi, kalau hanya mengandalkan emas, kita mungkin cuma bisa buat bayar belanja negara sebulan, lalu habis deh.

Sekarang, mari kita beralih ke *kelapa sawit,* yang tak diragukan lagi merupakan *komoditas unggulan* Indonesia. Dengan produksi sekitar *50 juta ton* kelapa sawit per tahun, dan harga minyak kelapa sawit yang berkisar antara *RM 3.500 hingga RM 4.000* per ton (atau sekitar *USD 800 hingga USD 1.000 per ton*), totalnya bisa mencapai *Rp 400-500 triliun.* Wah, ini sudah lebih menggiurkan. Tapi, meski begitu, kita tetap belum cukup untuk menutupi APBN yang besar itu.

Lanjut ke *batubara.* Indonesia adalah salah satu eksportir batubara terbesar di dunia, dengan produksi sekitar *600 juta ton per tahun.* Dengan harga batubara yang bisa mencapai *USD 150* per ton, kita bisa meraup sekitar Rp *1.350 triliun* per tahun. Batubara jelas memberikan kontribusi besar, tapi dia juga punya sifat “polusi” yang membuat Greenpeace mencak-mencak dan negara bisa di cap pengganggu lingkungan hidup.

Tidak ketinggalan, kita punya *nikel*, yang kini sedang naik daun berkat booming kendaraan listrik. Indonesia memproduksi sekitar *1 juta ton nikel* per tahun, dan dengan harga sekitar *USD 25.000 per ton,* kita bisa memperoleh sekitar *Rp 375 triliun.* “_Mantap, Elon Musk pasti ngiler!”_ Tapi, nikel cuma bisa nyumbang 10% dari total Kebutuhan APBN.

Tentu saja, jangan lupakan *minyak mentah*. Indonesia memproduksi sekitar *750.000 – 800.000* barel per hari, dan dengan harga minyak dunia yang berada di kisaran *USD 80 hingga USD 100* per barel, kita bisa mendapatkan sekitar *Rp 400 triliun per tahun.* Tapi, “_jangan seneng dulu -sebagian besar udah dipakai buat dalam negeri. Kalau dijual semua, nanti jalanan sepi nggak ada yang jual bensin di POM_ bisa demontrasi besar-besaran.

Jadi, ketika kita gabungkan seluruh pendapatan dari *emas, kelapa sawit, batubara, nikel, dan minyak mentah,* totalnya kira-kira bisa mencapai sekitar *Rp 2.707 triliun hingga Rp 2.907 triliun.* – masih *kurang Rp 600 triliun!* _”Hah? Jadi gimana dong?”_

Mungkin bisa jual pulau? _Ya nggak mungkinlah, malah dikira bagi-bagi kavling buat koloni baru, telunjuk langsung mengarah ke *Cina.kan?*_ PIK II aja baru jadi isu *Cinai-Sasi!* Waduh, jangan sampai deh.

Lalu gimana caranya ? Jawaban normatif atau teorinya gini :

Pada akhirnya kekayaan alam kita emang luar biasa, tapi ternyata nggak cukup kalau hanya mengandalkan mereka. Perlu memanfaatkan sektor lain seperti *pariwisata, industri kreatif, teknologi digital dan reformasi pajak*. Dengan begitu. Kita bisa menutupi *APBN* tanpa harus sepenuhnya pada sektor *Sumber daya Alam* saja.

padahal liburan lebaran ini disinyalir industri pariwisata malah terpuruk!

Pusingkan ..

*Daftar Pustaka:*
1. Badan Pusat Statistik Indonesia ( BPS ) 2024,2025: Laporan perekonomian Indonesia
2. ⁠Kementerian Keuangan Republik Indonesia (Th 2024) : Informasi APBN tahun anggaran 2024
3. ⁠LPEM FEB UI ( 2024). indonesia Ekonomi Outlook Q3-2024

(Elang cyber, yk, 01 April 2025)

Berita Terkait

Top